RSS

Arsip Bulanan: September 2011

Sekilas tentang 4 Madzhab

Assalamu’alaikum ikhwan wa akhwat fillah,
ahad, tanggal 18 September lalu, saya mengikuti Nadwah di markaz dakwah pusat, berikut sedikit saya berikan sekilas kesimpulannya. Semoga dapat bermanfaat dan menambah khazanah dan tsaqofah islamiyahnya.

– Makna Madzhab
berasal dari kata dzahaba yang artinya pergi.
Madzhab berarti tempat yang dituju atau bisa juga cara untuk menempuh satu tujuan.

Dalam ilmu fiqih, madzhab berarti :
– Hukum-hukum ijtihadiyah yang merupakan hasil ijtihad salah seorang imam
– Kumpulan perkataan dan hukum-hukum fiqih Ijtihadiyah yang diriwayatkan dari salah seorang imam

Disebut Madzhab jika hukum/ fiqih yang bersifat ijtihad dan berbeda antara beberapa imam.

Imam 4 Madzhab :
1. Imam Abu Hanifah (Madzhab Hanafi)
2. Imam Malik (Madzhab Mailiki)
3. Imam Syafi’i (Madzhab Syafi’i)
4. Imam Ahmad Bin Hanbal (Madzhab Hanbali)

Istilah Madzhab tidak pernah diproklamirkan secara langsung oleh Imam-imam tersebut, sebenarnya masih banyak madzhab-madzhab lainnya, namun tidak sepopuler imam-imam yang 4.

Istilah untuk ulama yang mengikuti 4 Madzhab:
1. Hanafiyah/ Ahnaf
2. Syafi’iyah
3. Hanabilah
4. Mailikiyah

Prinsip dan Dasar dari Ijtihad Imam Madzhab:
1. Madzhab hanafi (Imam Abu Hanifah)
Nama Asli beliau An-Nu’man bin tsabit bin Zutha (80-150 H). Berasal dari Kuffah, hidup setelah persia berhasil ditaklukan, sehingga masih terdapat sisa-sisa pengikut dan budaya persia. Beliau termasuk golongan Tabiut Tabi’in, bapaknya yaitu Tsabit pernah bertemu dengan sahabat Rasul. Sedangkan Abu Hanifah bertemu murid dari sahabat Rasul, terutama murid-murid dari sahabat Abdullah bin Mas’ud.

Prinsip Ijtihadnya:
– Al Qur’an Al Karim
– Hadits ( Meriwayatkan hadits dengan ketat ), karena beredar banyak hadits palsu dari sisa-sisa pengikut persia, selain itu karena sedikitnya sahabat Rasul yang tinggal di Kuffah. Sehingga beliau sangat ketat dalam menyaring hadits-hadits yang diterimanya.
– Banyak menggunakan Qiyas
– Istihsan (penggunaan feeling atau intuisi atau logika)

2. Madzhab Maliki
Nama aslinya Malik bin Anas bin Malik bin Amr al Ashbahi (93-179 H) berasal dari Madinah. beliau tidak pernah keluar dari Madinah. Sejaman dengan imam Abu Hanifah namun tidak pernah bertemu langsung dengan beliau.

Prinsip Ijtihadnya :
– Al Qur’an
– Sunnah (Menerima Hadits Mursal selama rawinya dapat dipercaya)
– Amal penduduk madinah lebih utama dari Qiyas dan khabar ahad
– Ucapan sahabat yang tidak mendapat pertentangan
– Maslahah Mursalah, hukum yang tidak ada dalam al Qur’an dan Sunnah tapi tidak bertentangan dengan kebaikan
– Qiyas, menganalogikan satu hukum dengan hukum lain yang memiliki kesamaan alasan hukum atau sifat hukumnya. Misal hukam khamr diqiyaskan dengan Narkoba
– Saddu Dzarai, menutup pintu sesuatu yang sebenarnya halal tapi bisa menyebabkan terjerumus ke haram. misalnya mencaci berhala, sehingga para penyembah berhala mencaci Allah dan RasulNya.

3. Imam Syafi’i
Bernama Muhammad bin idris bin al Abbas bin Utsman (150-204 H), lahir di Gaza, Palestina. Beliau senang berkelana dan sempat bertemu dengan Imam-Imam lainnya kecuali Abu Hanifah.

Prinsip Ijtihad:
– Al Quran
– Sunnah ( menjelaskan secara rinci fungsi Sunnah terhadap Al Qur’an)
– Ijma
– Qaul/ Ucapan sahabat Nabi jika tidak terjadi pertentangan atau perselisihan
– Qiyas
– Menolak Istihsan

4. Imam Hanbali
Bernama Ahmad bin Muhammad bin hanbal bin Hilal asy syaibani (164-241 H)

Prinsip Ijtihad:
– Al Qur’an
– Fatwa para shahabat
– Mengambil hadits Mursal dan Dhaif
– Qiyas

itulah sedikit penjelasan ringkas tentang ulama 4 Madzhab, semoga dapat memberi sedikit ilmu dan semangat untuk mempelajari lebih dalam dan mengambil hikmah yang dalam.
Perbedaan dalam ijtihad jangan sampai memecah belah dan merusak ukhuwah dan dakwah, seperti yang telah diajarkan oleh Ulama 4 madzhab diatas.

Wallahua’lam

Markaz Dakwah Jakarta, 18 September 2011 / 19 Syawal 1432 H

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 22 September 2011 inci Biografi

 

Bersama ROHIS, Ku tetapkan Yakinku

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
sahabat-sahabat Kerohanian Islam atau sering dikenal ROHIS di seluruh Indonesia, baik tingkat menengah ataupun atas, semoga Allah memberikan keistiqomahan dalam jalan kalian, dalam keikutsertaan kalian baik aktif ataupun pasif.
Saya hanya ingin sedikit sharing dengan kalian, tentang ROHIS ini, tentang pengalaman, tentang cerita suka dan duka, tentang manfaat teman-teman bergabung dengan ROHIS.

ROHIS, sebuah lembaga yang telah membesarkanku, mendidik dan mengajarkan tentang berbagai hal.
ROHIS merupakan satu lembaga ekstrakulikuler yang lengkap menurut pandangan saya,
ia mengajarkan untuk berorganisasi,
ia mengajarkan untuk dakwah dan ibadah,
ia mengajarkan untuk membina lingkungan sekolah,
ia mengajarkan untuk perencanaan kegiatan,
ia mengajarkan untuk komunikasi efektif,
ia mengajarkan untuk olahraga dan pendidikan jasmani,
ia mengajarkan untuk berjiwa sosial kemasayarakatan,
ia mengajarkan untuk menjadi pemimpin sejati,
ia mengajarkan segala hal yang kita butuhkan dan segala hal yang tidak kita butuhkan tapi bermanfaat untuk kita.

Namun satu hal yang tidak akan ditemui di ekskul manapun adalah ROHIS bisa menjadi jalan Hidayah bagi siapapun termasuk pengurus dan anggotanya. inilah yang akan kita bahas teman-teman.
Jalan kebaikan, jalan petunjuk dan jalan hidayah, insya Allah.
Meskipun kita tidak merasakannya ketika aktif di ROHIS, tidak merasakan seketika itu juga,
tapi yakinlah, suatu saat, kita akan menemukan sentuhan tersembunyi yang telah menjadikan kita seperti sekarang ini.
Mungkin ketika kuliah, atau setelah kerja, atau bahkan ketika tua renta, kita baru teringat, bahwa awal mula kita mengenal tarbiyah islamiyah (pembinaan islam) adalah di ROHIS ini.
Awal yang mengubah emosi jiwa menjadi jiwa yang teduh penuh cinta,
mengubah dosa menjadi amal pahala,
mengubah rasa takut menjadi berani penuh semangat,
mengubah cara pandang negatif menjadi positif,
Semua mungkin berawal dari sini, dari ROHIS ini.

Oleh karena itu, saya hanya ingin berpesan,
Siapapun kita, apapun latar belakang kita, semaksiat-maksiatnya kita, jangan sampai kita meninggalkan organisasi ini, karena ia adalah jalan yang Allah sediakan, untuk membuka hati, membuka emosi, membuka jalan hidayahNya.
Jalan yang menghadirkan pelaku-pelaku kebaikan,
jalan ukhuwah dan kebersamaan yang erat menyatukan semua potensi kejujuran,
jalan yang suatu saat akan membuat kita sadar, bahwa disinilah kita dibesarkan,
dengan segudang masalah,
Tetaplah berada bersama para pelaku kebaikan,
niscaya kebaikan itu akan mengikutimu,
dan akan mengubah paradigmamu,
bahkan mengubah maksiat-maksiatmu,
Yakin dan tetapkan tekadmu,
inilah jalan terbaik untuk masa depanmu,
bersama ROHIS, aku tetapkan yakinku.

Untuk sahabat ROHIS diseluruh Indonesia, para alumninya,
khusus ROHIS SMA N 55 dan Keluarga Alumni Rohis SMA N 55 (KARIMA),
mari kita bersama menjadi penerus peradaban,
yang melahirkan generasi-generasi rabbani,
mari kita sambut seruan yang mulia,
mari bersama ikuti langkah perjuangan,
di medan dakwah sekolah kita tercinta.

FAJAR FATAHILLAH
– Alumni ROHIS SMAN 55 Jakarta (2004-2006)
– Keluarga Alumni Rohis SMAN 55 (KARIMA)

18 Syawal 1432 H

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 17 September 2011 inci Biografi, Dakwah, Renungan